tari kecak di pura uluwatu
I Nyoman Suganda
I Nyoman Sungada, Pendiri Tari Kecak Uluwatu & Maestro Seni dari Uluwatu Bali.
Bagi anda yang sudah pernah berkunjung ke Pura Uluwatu mungkin telah melihat sosok yang satu ini, laki-laki kelahiran Desa Pecatu Tanggal 11 Desember 1961 ini merupakan sosok yang terkenal sangat ramah dan sangat mudah bergaul. I Nyoman Sungada atau yang lebih dikenal sebagi Mr. Sung adalah seorang putra daerah asli Desa Pecatu yang telah menggeluti dunia seni sejak masih remaja. Ketertarikannya kepada dunia seni khususnya seni ukir dan patung ini mampu mengharumkan nama Desa Pecatu bahkan Negara Indonesia dilomba-lomba seni pahat internasional yang diselenggarakan diberbagai belahan dunia.
Ketertarikan I Nyoman Sungada kepada seni yang mampu mengharumkan namanya tersebut berawal dari kelompok kesenian Sendratari yang merupakan kelompok kesenian drama panggung yang sempat ada pada tahun 80’an di Desa Pecatu. Dalam kelompok kesenian sendratari tersebut, Nyoman Sungada sering kali kebagian peran sebagai monyet putih Hanoman. Berbekal dengan ilmutari yang dipelajarinya secara otodidak dari seorang seniman tari di Bali, Nyoman Sungada kala itu dikenal sebagai pemain peran yang handal khususnya dalam memerankan peran sebagai Hanoman, bahkan karena kepiwaiannya dalam memerankan panglima pasukan kera tersebut sering membuat dirinya mendapat panggilan dari berbagai kelompok kesenian yang ada di Bali dan diundang secara khusus untuk ikut bergabung dalam berbagai pertunjukan yang dilakukan secara berkeliling diberbagai daerah di Bali.
Keterbatasan sarana transportasi dan mahalnya biaya yang diperlukan dalam mengadakan pentas kesenian maupun pertunjukan padamasa-masa tersebut mengakibatkan kelompok sendratari tersebut bubar karena sepi permintaan dan semakin banyaknya penyedia jasa kesenian yang sama yang dibentuk oleh masyarakat pencita seni di Bali. Dengan bubarnya kelompok kesenian tersebut bukan merupakan akhir dari perjalanan I Nyoman Sungada untuk mengabadikan hidupnya pada kesenian, berbekal bakat yang dimilikinya Nyoman Sungada kemudian mulai mengembangkan seni ukir yang dimulai dengan menhasilkan beragam karya seni berupa topeng/tape logoh-ogoh yang biasanya sangat laku dijual pada hari raya Nyepi. Bakat yang sangat luar biasa tersebut telah menghasil kanbanyak karya seni berupa tapel ogoh-ogoh yang dijual keberbagai kelompok ogoh-ogoh yang ada di DesaPecatu, dengan cepat informasi tentang keberadaan Nyoman Sungada dalam memproduksi masal tape logoh-ogoh ini mulai terdengar kebeberapa desa tetangga yang membuat Nyoman Sungada mulai kebanjiran order dan pesanan untuk membuat tapelogoh-ogoh yang dibuat dari bahan gabus.
Selanjutnya pada tahun 1999 ketika pariwisata Bali menujukkan perkembangan kearah yang semakin baik mendorong Nyoman Sungada untuk turut ambil bagian dalam pendirian kelompok kesenian tari kecak yang kelak akan menjadi satu-satunya atraksi kesenian di kawasan wisata Pura Uluwatu. Berbekal dengan bakat yang luarbiasa yang dimilikinya dan pengalamannya ketika dulu masih tergabung di kelompok kesenian sendratari, kehadiran Nyoman Sungada dalam membentuk kelompok seni tari kecak menjadi kunci penting bagi perkembangan tari kecak di Uluwatu selanjutnya. Dengan kesabaran dan kemampuannya dalam bidang kesenian mampu menjadi inspirator bagi anggota tari kecak lainnya yang secara terus menerus bersama dengan pelatih lainnya melakukan pembinaan kepada seluruh anggota kecak untuk menghasilkan sebuah garapan koreograpi seni yang mampu menghibur parawisatawan yang berkunjung ke Pura Uluwatu.
Untu kmemberikan penghormatan kepada jasa-jasa I Nyoman Sungada yang terlibat langsung dari awal pendirian kelompok kesenian tari kecak di Pura Uluwatu, kemudian melalui keputusan masing-masing perngurus kelompok tari kecak yang ada Nyoma Sungada kemudian merupakan salah satu anggota istimewa yang di kedua kelompok tari kecak di Pura Uluwatu, Bali.
Wisatawan Ke Kawasan Wisata Pura Uluwatu
Tari Kecak Uluwatu meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Pura Uluwatu
Bagaimanakah peran tari kecak di Uluwatu untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pura Uluwatu?
Titik perkembangan pariwisata Bali yang mulai bergerak ke arah yang lebih menjanjikan terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1990 s/d 1999 dimana investasi besar-besaran mulai menjamah berbagai wilayah yang memiliki potensi pariwisata di Bali. Kehadiran beberapa investor yang mulai menanamkan modalnya dikurun waktu tersebut membuat pariwisata di Bali lebih bergeliat lagi, namun krisis moneter yang menerjang Indonesia pada tahun 1997 cukup membuat pariwisata Bali agak kelimpungan, dan patut disyukuri recovery terjadi sangat cepat dimana pada tahun 1999 tingkat kunjungan wisatawan kembali pada titik yang sangat menjanjikan.
Demikian pula yang terjadi pada Kawasan Wisata Pura Uluwatu, kembang surut iklim pariwisata membuat kawasan ini harus melewati masa-masa yang sangat sulit untuk mensejajarkan diri dengan destinasi wisata ditempat maupun negara lain yang menjadi destinasi wisata favorit para wisatawan. Kebangkitan pariwisata Bali yang kembali bergerak kearah yang lebih bagus pada tahun 1999 juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Pura Uluwatu. Pura Uluwatu yang merupakan kawasan suci bagi umat hindu ini juga dikembangkan sebagai salah satu tempat wisata yang disiapkan untuk para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Pura Uluwatu yang mulai dikenal oleh wisatawan dari berbagai negara tersebut mulai ramai dukunjungi setiap harinya. Pura Uluwatu mulai dilirik oleh para wisatawan setelah beberapa penulis kemudian menceritakan pesona keindahan kawasan ini melalui tulisan-tulisan mereka yang tersebar di internet maupun surat kabar lain.
Hal ini sangat menguntungkan Desa Adat Pecatu sebagai Pengelola Kawasan Wisata Uluwatu untuk melalukan gebrakan lain guna mendorong pertumbuhan wisatawan yang semakin besar. Melalui ide cemerlang masyarakat setempat yang tergabung di dalam Kelompok Dagang Pura Uluwatu mulailah dicetuskan ide untuk menambahkan sebuah atraksi wisata yang dapat dinikmati para wisatawan. Penambahan atraksi wisata ini dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah bagi kawasan, sehingga wisatwan yang datang berkunjung tidak hanya dapat mengamatai lebih dekat Pura Uluwatu namun juga dapat secara langsung bersentuhan dan mengenal budaya dan kesenian Bali. Tari kecak Bali kemudian dipilih sebagai atraksi wisata yang akan disiapkan untuk para wisatawan.
Sejak berdiri pada tahun 1999 Tari Kecak Uluwatu telah berhasil menyita perhatian dunia melalui dengan menghadirkan sebuah pementasan tari bali yang dikemas dengan sangat menghibur di Open Air Stage Pura Uluwatu. Pemilihan tari kecak Bali sebagai atraksi wisata dikawasan ini sangatlah tepat selain karena kecak merupakan tarian yang begitu unik dibandingkan dengan jenis tarian lain, juga sangat dibantu oleh lokasi stage yang sangat strategis dengan pemandangan yang menarik untuk dinikmati oleh para wisatawan. Hal inilah yang kemudian meyakinkan para travel agen untuk mulai membuka kran selebar-lebarnya untuk paket wisata Tari Kecak Uluwatu yang dirangkai dengan beberapa tempat wisata lainnya. Dengan kehadiran atraksi kecak di kawasan wisata Pura Uluwatu, para wisatawan memiliki alasan lebih untuk terus datang berkunjung, selain dapat mengamati lebih dekat keberadaan Pura di Uluwatu sebagai warisan sejarah Agama Hindu di Bali, kawasan wisata Pura Uluwatu juga menawarkan keindahan alam sekitar, dan tentunya Tari Kecak Uluwatu.
Kehadiran atraksi Tari Kecak yang dipentaskan setiap hari pada sore hari tersebut telah berhasil membuat lonjakan kedatangan wisatawan yang berkunjung pada sore harinya. Kebanyakan wisatawan memilih untuk berkunjung ke Pura di Uluwatu pada waktu sore hari, selain karena pemandangan disekitar dan sunset, kehadiran atraksi Tari Kecak Uluwatu juga mampu menjadi alasan lain bagi wisatawan untuk memilih waktu berkunjung di sore hari. Ribuan penonton yang selalu memadati Uluwatu Open Air Stage adalah bukti nyata kontribusi Kecak dance Uluwatu untuk mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung ke Uluwatu.
Sesuai dengan data yang diberikan oleh pengelola setempat, jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat sejak ditambahkannya atraksi tari kecak di Pura Uluwatu, rata-rata kunjungan wisatawan ke Uluwatu Bali sebelum adanya Tari Kecak adalah berkisar antara 700 orang sampai dengan 1000 orang setiap harinya, namun semenjak Tari Kecak hadir menjadi atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan lonjakan kedatangan wisatawan berkisar di angka 2500 orang sampai dengan 3000 orang setiap harinya. Hal ini menjadi keuntungan bagi pengelola kawasan wisata Pura Uluwatu dan tentunya bagi pemerintah Kabupaten Badung dalam meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui tempat wisata yang satu ini.